Kamis, 28 Maret 2013

TRANFER NILAI-NILAI RELIGIUS, OPTIMALKAN PERAN GURU



Berbagai peristiwa, pencurian, pencabulan, dan kerusakan moral yang berlansung dalam kehidupan sehari-hari, yang sering kita saksikan melalaui media cetak, menunjukan betapa Pelajar dan generasi kita tengah mengalami degradasi jati diri dan terkikisnya nilai-nilai religius dan karakter.


Seiring berjalanya waktu, Masalah pendidikan kekinian sudah sangat mengkhawatirkan, Moral pelajar semakin ambuladur, ketimpangan dan pergaulan bebas di kalangan pelajar terjadi di dimana-mana, tatakrama pun hilang, rasa malu sirna, beperlukan di tempat umum dan  tidur sekamar antar remaja seakan menjadi lumrah.


Krisis nilai-nilai religius menimpa genarasi muda kita secara tidak
lansung akan mempengaruhi masadepan bangsa kita kedepan, krisis nilai-nilai religius yang di alami palajar dan genarasi muda saat ini di sebabkan kurangnya pendidikan agama menyentuh kesadaran anak didik. Sehingga berdampak kepada prilaku yang merusak masa depan bangsa kita. 


Dalam kondisi hidup yang penuh tantangan ini, tentu seorang guru dituntut harus kreatif dalam mendidik anak didik, dengan tujuan agar anak didik memiliki pandangan hidup dan sikap hidup sesuai yang diajarkan, sehingga apa yang menjadi amanat UUD 1945 (versi Amendemen), Pasal 31, ayat 3, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia, dan  Pasal 31, ayat 5 " memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia bisa terwujud, disini peran guru sangat di perlukan dengan maksimal sebagai orang tua kedua selain orang tua yang melahirkannya. 


Semua orang yakin bahwa disamping orang tua dan lingkungan masyarakat guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran disekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik utntuk mewujudkan tujuan hidup secara optimal. Sebab orang tua mana yang mau anaknya menjadi pecundang..? Guru Mana yang mau anak didiknya gagal dalam hidup..?


Tentu tidak ada yang mau melihat genarasi masadepan hidup dalam keitidak pastian, oleh sebab itu, untuk menjawab tuntutan di atas, guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang kompetensi dan perbaikan kualitas dan karakter peserta didik. Nah, jika guru sudah menyadari tugas mulia untuk mempersiapakan generasi masadepan yang cermerlang, menurut Pulias dan Young (1988) dan Manan (1990) guru harus mampu berperan sebagai:


Guru Sebagai Pengajar; Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang pertama dan utama. Jika ditafsirkan kepada pelajaran agama, guru bertanggung jawab sepenuhnya mengajarkan anak didik untuk mengerti dan tahu dengan agamanya.


Guru Sebagai Pembimbing; Guru dapat di ibaratkan sebagai pembimbing perjalanan beradasarkan pengetahuan dan pengelamanya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan Mental, Emosional, kreatifitas, moral, dan spritual yang lebih dalam dan kompleks.


Guru sebagai Pelatih; Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan, baik latihan keterampilan, intelektual, maupun motorik, dengan ini guru di tuntut untuk bertindak sebagai pelatih, jika ditafsirkan kepada pelajaran agama, maka guru harus mampu membiasakan latihan nilai-nilai agama di sekolah, secara sederhana seperti membiasakan baca do’a mau belajar, mengucapkan salam, melaksanakan shalat berjemaah disekolah, membiasakan berpakain sopan, melakukan kegiatan agama berupa pelatihan-pelatihan yang bernuansa agama.


Guru Sebagai Pendidik; Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, Panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berkaiatan dengan tanggungjawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga bertanggungjawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat. Berkaitan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam memahami ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.


Nah, jika semua peran guru diatas realisasikan dengan optimal dalam menciptakan genarasi yang berakhlak mulia, dan berkualitas maka yakinlah kita tidak akan mendengar lagi kenakalan dan krisis moral yang ada di negeri kita ini. Sebab degrasi prilaku dari nilai-nilai keislaman yang terjadi pada saat ini bukanlah terjadi secara spontan namun berawal dari penataan dan pembinaan yang kita lakukan belum optimal dalam mentranfer nilai-nilai keislaman itu kepada anak didik, Semoga kita menyadari bersama bahwa masadepan generasi kita kedepan adalah tanggungjawab kita bersama, maka optimalkanlah peran kita masing-masing baik orang tua, pemerintah dan maupun guru disekolah yang merupakan tugas mulia sebagi guru. Amin.

Tidak ada komentar: